Pesawat Boeing 777-200 Terbang Dengan Minyak Jelantah dari Amsterdam Ke Rio de Janerio

Dewasa ini, penggunaan minyak jelantah untuk bahan bakar kendaraan (Biodiesel) terus dikembangkan untuk kepentingan pelestarian lingkungan. Biodiesel dinilai lebih efisien dan tentunya bisa mengurangi emisi CO2. Hal ini tentu saja bisa mengurangi pemanasan global atau lebih dikenal dengan Global warming.



Pemanasan global (global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca.


Penggunaan minyak jelantah atau Biodiesel ternyata tidak terbatas pada mobil bermesin diesel saja. KLM bahkan menggunakan minyak jelantah untuk menerbangkan pesawatnya dari Amsterdam ke Rio de Janerio. Penerbangan KL705 yang berjarak 9.500 km tersebut ditempuh dengan pesawat Boeing 777-200.


Penerbangan jarak jauh tersebut menggunakan minyak jelantah yang disuplay oleh SkyNRG, sebuah perusahaan yang didirikan KLM pada tahun 2009 bersama dengan North Sea Group dan Spring Associates.

Diharapkan kedepannya akan semakin banyak maskapai penerbangan dan bahkan pihak militer yang bisa mengikuti langkah KLM, termasuk maskapai penerbangan di Indonesia.