Showing posts with label bencana. Show all posts
Showing posts with label bencana. Show all posts

Sparkrelief, Situs Penampungan Korban Bencana Alam


Bencana gempa dan tsunami Jepang tak luput dari perhatian berbagai organisasi kemanusiaan untuk bergerak memberikan bantuan. Tak terkecuali inisiatif yang memanfaatkan media internet.
Salah satunya adalah organisasi non-profitSparkrelief, yang langsung membuat sebuah portal khusus untuk membantu korban-korban bencana Jepang. 
Melalui portal Japan Sparkrelief, organisasi ini menghimpun bantuan dari sukarelawan yang bersedia menyediakan rumah atau apartemen mereka, bagi korban yang kehilangan rumah, sebagai penampungan sementara.
Pendiri Sparkrelief, Eli Hayes, mengatakan, cara ini diharapkan bisa mengurangi problem infrastruktur penampungan di lokasi bencana. "Bila Anda menargetkan masalah perumahan, Anda harus memecahkan semua problem tersebut," kata Hayes, dikutip dari situs Mashable.
Hayes mendirikan portal ini berdasarkan pengalaman masa lalunya saat ia dan kakaknya kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran hutan di Oakland AS.
Saat itu, Hayes dan kakaknya tidak punya banyak kenalan yang bisa menampung mereka, dan juga tidak mampu menyewa kamar hotel.
Akhirnya, mereka tinggal di rumah orang. Belakangan, Hayes menjadi tenaga pemadam kebakaran dan bergabung dengan militer. Saat daerah Boulder Colorado dihantam kebakaran hutan besar pada September 2010, Hayes mulai menampung korban-korban yang kehilangan rumah mereka. 
Namun, kesulitan lain yang saat itu dihadapi adalah bagaimana mendapatkan informasi dan berkomunikasi dengan beberapa rumah penampungan lainnya.
Dengan pengalaman inilah kemudian ia dan beberapa rekannya membuat sebuah situs yang bisa menghubungkan shelter-shelter ini untuk bisa bertukar informasi.
Model itu kemudian diterapkan pada portal yang ia bangun untuk turut membantu bencana di Jepang. Situs yang ia buat dalam waktu hanya sekitar 3 hari itu, dengan cepat menerima registrasi dari 40 orang, dan jumlahnya meningkat dua kali lipat pada pekan berikutnya. 
Angka itu memang terlihat kecil, namun inisiatif ini tentu saja bakal memberikan manfaat yang besar bagi korban yang tengah kesulitan. Hayes pun dengan cepat mendapat bantuan sukarela dari orang lain untuk menerjemahkan situsnya ke dalam bahasa Jepang.
Kini, portal itu tak hanya mendapatkan tawaran bantuan penampungan dari dalam negeri Jepang semata. Ada pula beberapa tawaran untuk menampung korban gempa Jepang di Eropa maupun di Amerika Utara. 

Sejarah Tsunami Mematikan Sejak Tahun 6.000 Sebelum Masehi

Sejarah Tsunami Mematikan Sejak Tahun 6.000 Sebelum Masehi
Gempa bumi berkekuatan 8,8 pada Skala Richter (SR) yang mengguncang Jepang, Jumat siang, 11 Maret 2011, menimbulkan gelombang tsunami.  Air setinggi empat meter menghantam pesisir timur Jepang, yang menghadap ke Samudera Pasifik.

Sebenarnya, bencana tsunami sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Pada Desember 2004, tsunami besar terjadi di Aceh. Lalu tiga bulan berikutnya terjadi di Nias. Setahun lagi, tepatnya 17 Juli 2006, tsunami juga terjadi di Pangandaran, Jawa Barat.

Yang teranyar, tsunami terjadi di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, 25 Oktober 2010. Seluruh pemukiman yang berada di pantai barat gugusan kepulauan itu diterjang ombak hingga menewaskan ratusan orang.

Rekam jejak tsunami ternyata sudah terjadi sejak tahun 6.000 Sebelum Masehi. Laman media ilmiah Livescience.com mencatat daftar tsunami maha dahsyat yang pernah terjadi di bumi.

6.000 SM

Gugusan salju besar di Sisilia longsor dan jatuh ke laut. Longsor yang terjadi pada 8 ribu tahun lalu ini memicu bencana tsunami tersebar di Laut Mediterrania. Tidak ada catatan sejarah bencana ini. Hanya para ilmuwan geologi memperkirakan tsunami dengan kecepatan 320 kilometer per jam ini mencapai ketinggian gedung 10 lantai.

1 November 1755

Setelah gempa yang menghancurkan Lisbon, Portugal, dan mengguncang sebagian besar Eropa. Orang-orang banyak yang berlindung di perahu. Namun, tsunami justru terjadi. Tak pelak bencana ini menewaskan lebih dari 60 ribu orang.

27 Agustus 1883

Letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda, memicu tsunami yang menenggelamkan pesisir Sumatera, Jawa bagian utara, dan Kepulauan Seribu. Kekuatan gelombang bisa menyeret karang seberat 600 ton ke pantai. 36 Ribu orang meninggal sia-sia.

15 Juni 1896

Gelombang setinggi 30 meter muncul sesaat setelah terjadi gempa di Jepang. Seluruh pantai timur disapu tsunami itu. Saat itu 27 ribu orang meninggal.

1 April 1946

Gempa besar di Alaska menimbulkan gelombang besar di Hawaii. Bencana yang sering disebut sebagai misteri "April Fools Tsunami" itu menewaskan 159 orang.

9 Juli 1958

Gempa berkekuatan 8,3 SR di Alaska menyebabkan gelombang besar hingga 576 meter di Teluk Lituya, Alaska. Ini merupakan tsunami terbesar yang tercatat di zaman modern.

Untung saja, tsunami terjadi di tempat terisolir, sehingga tidak menimbulkan banyak korban. Tsunami ini hanya menyebabkan dua nelayan meninggal dunia, karena kapalnya  karam diterjang ombak.

22 Mei 1960

Gempa bumi terbesar yang pernah tercatat sebesar 8,6 SR di Chile. Gempa ini menciptakan tsunami yang menghantam Pantai Chile dalam waktu 15 menit. Gelombang tinggi terjadi hingga 25 meter. Tsunami ini menewaskan 1.500 orang di Chile dan Hawaii.

27 Maret 1964

Gempa Alaska "Good Friday" berkekuatan 8,4 SR, menimbulkan gelombang 67 meter di kawasan Valdez Inlet, Alaska. Gelombang dengan kecepatan 640 kilometer per jam ini menewaskan lebih dari 120 orang. Sepuluh orang di antaranya dari Crescent City, California, yang juga mendapat kiriman ombak setinggi 6,3 meter.

23 Agustus 1976

Tsunami di Filipina barat daya menewaskan 8 ribu orang. Gelombang besar ini juga dipicu gempa bumi di sekitar pantai.

17 Juli 1998

Gempa dengan kekuatan 7,1 SR menghasilkan tsunami di Papua Nugini. Gelombang besar dengan cepat membunuh 2.200 orang.

26 Desember 2004

Gempa maha dahsyat dengan kekuatan 9,3 SR mengguncang di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa paling besar sepanjang 40 tahun terakhir ini menimbulkan gelombang tinggi di Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Setidaknya 320 ribu orang dari delapan negara meninggal dunia. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah.

28 Maret 2005 

Tiga bulan kemudian tsunami juga terjadi di Sumatera. Gempa di lepas pantai Nias yang berkekuatan 8,7 SR itu memicu tsunami besar yang menewaskan 1.300 orang di Pulau Nias, Sumatera Barat.

25 Oktober 2010

Gempa berkekuatan 7,2 SR yang mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, menimbulkan serangan gelombang maut, tsunami. Seluruh pemukiman yang berada di pantai barat gugusan kepulauan itu diterjang ombak hingga menewaskan ratusan orang. 

Gempa 8,9 SR dan Tsunami Hantam Jepang

Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter mengguncang wilayah timur laut Jepang. Gempa diikuti dengan gelombang tsunami setinggi empat meter yang menyapu wilayah pesisir Jepang.

Associated Press melaporkan, Jumat 11 Maret 2011, 
gempa mulai terasa pada pukul 14.46 waktu setempat. Sekitar 30 menit kemudian, terjadi gempa susulan berkekuatan 7,4 SR, berpusat di 130km sebelah timur Sendai, Honshu, atau 373km tenggara Tokyo pada kedalaman 24km. Badan Survei Geologi AS menilai bahwa gempa pertama berkekuatan 8,9 SR. 

Badan Meteorologi Jepang kemudian mengeluarkan peringatan tsunami di seluruh pesisir timur Jepang, yang menghadapi Samudera Pasifik, 
khususnya yang berada dekat dengan episentrum.  Pusat Peringatan Tsunami Pasifik di Hawaii menyatakan bahwa peringatan tsunami juga berlaku di Rusia, Pulau Marcus, dan Kepulauan Mariana.

Peringatan waspada tsunami juga dikeluarkan untuk Guam, Taiwan, Filipina, Indonesia, dan negara bagian Hawaii, AS. Penduduk ibukota Jepang, juga merasakan guncangan gempa.


Dilaporkan juga, tsunami  menyapu kapal, mobil, dan bangunan. Tayangan televisi menunjukkan gelombang air berlumpur menyapu lahan pertanian di dekat kota Sendai, dan membawa bangunan.

"Ini adalah gempa besar yang langka, dan kerusakan cepat bisa naik dalam hitungan menit," kata Junichi Sawada, pejabat Badan Penanggulangan Bencana. Hingga saat ini nilai kerusakan dan korban jiwa masih terus dicermati.



Berdasarkan data Badan Meteorologi Jepang, gempa yang terjadi merupakan terdahsyat dalam kurun 140 tahun terakhir. Skalanya melampaui gempa besar di Kanto, Honshu, 1 September 1923. Saat itu, gempa yang membunuh sedikitnya 140 ribu warga di kawasan Tokyo hanya berkekuatan 7,9 SR.

Sebagai gambaran betapa dahsyatnya gempa kali ini, jika dibandingkan dengan gempa besar Kobe yang terjadi pada tahun 1995 lalu, skalanya jauh lebih besar. Ketika itu gempa Kobe hanya mencapai 7,2SR. Padahal, gempa Kobe memicu kerugian ekonomi hingga US$100 miliar dan diklaim sebagai bencana alam paling mahal sepanjang sejarah negeri Sakura.

Sama seperti Indonesia, Jepang merupakan salah satu negara yang sering mengalami gempa bumi karena terletak di wilayah lingkar api Pasifik. Bagi negara-negara di kawasan tersebut, gempa dengan skala besar bukanlah hal yang aneh.

Di negeri matahari terbit itu, menurut Kevin McCue, seismolog dan profesor dari Central Queensland University di Canberra, Australia, tujuh gempa bumi dengan magnitudo 8 skala richter telah mengguncang Jepang sejak tahun 1891 lalu.

Dan sama seperti beberapa gempa dahsyat terdahulu, gempa 11 Maret 2011 ini disebabkan oleh dorongan patahan (thrust faulting). Dalam kondisi demikian, bebatuan yang terletak di bagian bawah kerak bumi didorong ke atas lapisan lempeng bumi lainnya.

Dorongan ini terjadi di sepanjang atau di dekat perbatasan lempeng Pasifik, sebuah lempeng tektonik yang ada di dasar samudera Pasifik yang terus bergerak. Dan alasan mengapa frekuensi gempa dahsyat lebih tinggi di Jepang dibandingkan dengan di kawasan lain adalah karena laju pergerakan lempeng Pasifik di sekitar negeri itu lebih tinggi dibanding dengan di kawasan lain.



Menurut Pacific Tsunami Warning Center, arus tsunami yang dipicu gempa dahsyat di Sendai itu akan mengalir ke sejumlah negara lain khususnya mereka yang berada di kawasan samudera Pasifik. Mulai barat hingga tenggara Asia, Selandia Baru sampai negara di kawasan timur Amerika.

Meski demikian, tinggi tsunami yang mencapai sekitar 10 meter di Jepang tidak sampai merusak di kawasan-kawasan lain. Di Taiwan, peringatan tsunami telah dicabut karena gelombang tidak sampai mengakibatkan kerusakan. Namun penduduk di pesisir tetap diminta waspada akan adanya gelombang yang akan datang.

Di Indonesia, gelombang tsunami juga sudah tiba di wilayah Bitung (Sulawesi Utara) dan Halmahera (Maluku Utara). Beruntung, ketinggian gelombang tsunami di dua wilayah itu hanya sekitar 10 sentimeter. Adapun di kawasan Papua, ketinggian tsunami juga hanya sekitar 40 sentimeter.

Di Filipina, pemerintah mengevakuasi lebih dari 90 ribu warga yang tinggal di pesisir sejak Jumat sore. Menurut Jukes Nunez, petugas operasional dari Albay public safety and emergency management office south of Manila pada Wall Street Journal, pihaknya memperkirakan gelombang akan terus datang selama beberapa jam setelah gelombang pertama hadir dengan gelombang tertinggi akan mencapai sekitar satu meter.

Di Selandia Baru, aparat terkait memperingatkan bahwa jika tsunami terjadi, ia bisa tiba di kawasan utara negeri itu hingga Sabtu pukul 6 pagi hari waktu setempat. Negara itu tengah berupaya pulih dari bencana gempa bumi yang memporakporandakan Christchurch, kota terbesar kedua mereka pada bulan lalu.




TANAH LONGSOR

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

JENIS-JENIS TANAH LONGSOR

1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.

3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.

4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.

5. Rayapan Tanah
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang listrik atau telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.

6. Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.

GEJALA UMUM TANAH LONGSOR
Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
Biasanya terjadi setelah hujan.
Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

PENYEBAB TERJADINYA TANAH LONGSOR

Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.

Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan.

Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.

Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.

Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.

Tanah yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas.

Batuan yang kurang kuat
Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor bila terdapat pada lereng yang terjal.

Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.

Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.

Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.

Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.

Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.

Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.

Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri:
• Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda;
• Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan subur;
• Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai;
• Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah;
• Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada longsoran lama;
• Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil. Longsoran lama ini cukup luas.

Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:
• Bidang perlapisan batuan;
• Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar;
• Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat;
• Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak melewatkan air (kedap air);
• Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.
Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor.

Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.

Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.

WILAYAH RAWAN TANAH LONGSOR

Setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia. Setiap tahunnya kerugian yang ditanggung akibat bencana tanah longsor sekitar Rp. 800 miliar, sedangkan jiwa yang terancam sekitar 1 juta.

Daerah yang memiliki rawan longsor
• Jawa Tengah: ±327 Lokasi
• Jawa Barat: ±276 Lokasi
• Sumatera Barat: ±100 Lokasi
• Sumatera Utara: ±53 Lokasi
• Yogyakarta: ±30 Lokasi
• Kalimantan Barat: ±23 Lokasi
Sisanya tersebar di NTT, Riau, Kalimantan Timur, Bali, dan Jawa Timur.


ANTISIPASI BENCANA TANAH LONGSOR

1. Jangan membuat sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman.
2. Buatlah terasering (sengkedan) pada lereng yang terjal bila membangun permukiman.
3. Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
4. Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
5. Jangan menebang pohon di lereng.
6. Jangan membangun rumah di bawah tebing.
7. Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal.
8. Pembangunan rumah yang benar di lereng bukit.
9. Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal.
10. Pembangunan rumah yang salah di lereng bukit.
11. Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak.
12. Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi.

Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat hunian, antara lain:
• Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).
• Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pem-bangunan).
• Vegetasi kembali lereng-lereng.
• Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.

Topik Lainnya:  bumibencana fenomena alamgempa sainsteknologi

Bencana-Bencana Paling Mematikan dalam Sejarah


Bencana-Bencana Paling Mematikan dalam Sejarah
Pada 12 Januari 2010, setahun lalu, gempa dengan kekuatan 7,0 skala Richter mengguncang Haiti. Ini adalah gempa paling dahsyat yang pernah mengguncang negara kepulauan itu dalam 200 tahun.

Episentrum gempa saat itu berada sekitar 16 kilometer selatan Ibu Kota, Port-au-Prince. Meski tak seberapa besar, dampaknya sungguh dahsyat, 200 ribu penduduk Haiti tewas.

Saat alam murka, di situlah terkuak kelemahan manusia. Angin kencang, tsunami, gempa bumi, letusan gunung berapi bisa membunuh ribuan manusia dalam seketika. Seringkali berapa pastinya korban jiwa yang diakibatkan bencana tak pernah diketahui.

Selain itu, tak mungkin membandingkan dampak bencana alam di era modern dan di masa lalu secara pasti. Salah satu alasannya, saat ini jumlah penduduk naik drastis dibanding beberapa abad lalu. Mereka tinggal di daerah-daerah berbahaya, di lereng gunung, dekat perairan. Bencana di masa kini berpotensi membunuh lebih banyak orang.

Berikut adalah bencana yang masuk daftar terburuk sepanjang sejarah:

12 Januari 2010: Gempa Haiti menewaskan 200 ribu jiwa, jumlah pasti korban tidak diketahui. Palang Merah memperkirakan bencana ini mempengaruhi hidup 3 juta orang Haiti.

2 Mei 2008: Jumlah korban tewas akibat Topan Nargis masih belum jelas, tapi diperkirakan mencapai lebih dari 140 ribu orang. Penduduk Myanmar yang tinggal di sekitar persawahan di dataran rendah terjebak, tak tahu ke mana harus lari, lalu tersapu topan.

8 Oktober 2005: Gempa berkekuatan 7.6 SR di Pakistan menewaskan lebih dari 40 ribu orang. Kerusakan dan korban jiwa disebabkan oleh dangkalnya pusat gempa.

Agustus 2005: Badai Katrina menewaskan lebih dari 1.800 orang dan merupakan badai terparah dalam sejarah AS. Ini lebih mematikan dari bencana di negeri Paman Sam dalam beberapa dekade terakhir. Efeknya  terasa hingga saat ini, penduduk New Orleans dan di pesisir masih berjuang memulihkan kehidupan mereka.

26 Desember 2004: Gempa dengan kekuatan 9.3 Skala Richter mengguncang Samudera Hindia. Gempa dahsyat ini memicu Tsunami yang menewaskan lebih dari 225.000 orang.

1985: Letusan dahsyat Gunung Nevado del Ruiz, Kolombia, menewaskan 25 ribu orang, sebagian besar karena tersapu banjir lahar.

1976: Gempa dengan kekuatan 8 Skala Richter mengguncang Tangshan, Cina, menewaskan 255 ribu hingga 655 ribu jiwa.

1931: Banjir Sungai Kuning diperkirakan telah membunuh 1 juta sampai 3,7 juta manusia. Ada yang tewas tenggelam, terkena penyakit akibat banjir, juga kelaparan. Sungai ini juga pernah meluber dahsyat dan menewaskan korban dengan jumlah yang sama besar.
1815: Letusan Gunung Tambora pada 1815. Diperkirakan 80 ribu orang meninggal karena kelaparan. Petaka juga dirasakan di Eropa dan Amerika Utara. Tahun 1816 dijuluki 'The Year without Summer', tak ada musim panas di tahun  itu.

Letusan Tambora juga mengakibatkan gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti delama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65 ribu orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.

1737: Bencana mengguncang Calcutta, India, menewaskan 300 ribu orang. Awalnya para ilmuwan menduga malapetaka itu diakibatkan gempa bumi, namun belakangan diketahui penyebab bencana itu cenderung mengarah ke angin topan.

1556: Gempa di Shaanzi, Cina menewaskan 830 ribu orang. Tidak ada yang tahu seberapa besar magnitud sebenarnya.

1330-1351: The Black Death atau pandemik penyakit pes disebabkan bakteri Yersinia pestis, diperkirakan menewaskan sekitar 75 juta orang, atau 30 hingga 60 persen populasi Eropa.

1138: Gempa bumi Aleppo, Suriah, menewaskan sekitar 230 ribu orang. Dalam data US Geological Survey (USGS), ini adalah gempa paling mematikan keempat  sepanjang masa.

1500 SM atau lebih: Pulau Stroggli di Mediterrania terhempas. Gelombang Tsunami memusnahkan peradaban Minoan. Area bencana itu saat ini disebut Santorini. Plato menyebutnya situs di mana kota legendaris, Atlantis menghilang.

Artikel lain yang mungkin Anda sukai :
Sejarah Tsunami Mematikan Sejak Tahun 6.000 Sebelum MasehiSejarah Crop Circle, Lingkaran yang Dibuat UFO?Sejarah Pemeliharaan Al-Qur'an di Masa Rasulullah dan Para Khalifah
Inilah Buku Penyebab Indonesia Dijajah Belanda 3,5 Abad
Penemuan Terbesar Nikola Tesla Yang Tidak Diketahui Banyak OrangPalung Laut Terdalam Simpan Rahasia IklimTempat-tempat Menakjubkan di Muka BumiPlanck Berhasil Merekam Gambar Jagat Raya